Jumat, November 19, 2010

Gelas Yang Pecah

Waktu aku terbangun
dari alam fantasi 50%
adzan maghrib telah berlalu
namun fantasi ini masih terasa.

Kudirikan badan ini di sudut ruangan kamar setelah membasuh tubuhku dengan cara yang tertib disertai mantra-mantra dewa. Kupanjatkan doa-doa untuk menghapus memoar lama tentang si jilbab putih di madrasah.
Kotak nasi yang pernah kuceritakan di alam mimpi kini masih kusimpan di kolong meja bersama udang, sayur dan nasi yang sudah berjamur selama bertahun-tahun.
Hujan dibulan Mei yang ke lima sudah datang setelah perpisahanku dengan dia di madrasah. Wanginyapun masih tercium berhasil menembus batasan ruang dan waktu.
Aku pun beranjak dari sudut kamar menuju refrigator tua untuk membuka sebotol anggur yang berwarna merah, itu pilihanku. Teman-teman bilang ini resep nenek moyang dikala galau, membuat berontak kecil-kecilan hingga akhirnya meledakan seisi ruangan.

……………………………GOODNIGHT………………………………….

Kembali lagi!!! Mataku yang sayup tak tahan kantuk mulai meredup. Padahal akau masih mendengar suara-suara musik dari kaset yang ku putar bahkan semakin jelas para singer semakin meracau.

………………………FALLING DOWN OR FALLING UP…………………

Hahaha….!!! Mimpi yang lucu. Aku tak bisa menjawab kemana kita jatuh. Atas? Atau bawah? Anehnya semakin aku merasa jatuh semakin pula aku merasa terbang.
KRANG…..!!! Gelas-gelas itu mulai melayang dan berjatuhan, pecahannya berserakan memberikan sinar yang berkilauan.
Aku di alam mimpi, kucoba gesekan beling-beling tajam itu di pergelangan tanganku, lebih tajam mana dibanding pena ku yang matanya berkarat.

……………………….CASS……………………………………………………

Akh….!!!!SIAL…..!!!! Josh Groban berhenti meracau, seriosanya terdengar jelas dan menghilang, jelas dan meredup, hilang dan redup dengan jelas. Anggur!!?? Anggur-anggur itu menetes dari pergelangan tanganku!!! Anggur amis !!! Josh Groban mulai memdengung seperti adzan maghrib yang berkumandang. Meja, selimut, kasur, lemari dan yang lainnya mulai menertawai kebingunganku.

…………………………….INI SAKIT…………………………………………

Kenangan sekotak nasi dan hujan dibulan Mei mengantarku ke alam yang asing. Anggur yang mengucur deras harus kuhentikan, karena aku masih menunggu Desember datang.

Desember tunggu aku!!!

1 komentar:

Jadilah Yang Pertama berkomentar