Minggu, November 21, 2010

Di Ujung Tanduk

Entah, itu malam keberapa aku diskusi tentang Theologi

Dinginnya udara Puncak membuat aku berkumpul

Mungkin Sekitar lima sampai tujuh kepala atau entahlah pastinya

Selama dua hingga tiga jam aku debat kusir, maka setanpun tertawa



Setan? Siapa dia? Apakah Setan benar dia malaikat kegelapan?

Ataukah setan memang setan?

Begitulah kepala-kepala itu memperdebatkan hal yang ada tapi tidak

Tinjauannya pun hanya pada keyakinan, bukan teori atau logika



Malampun mulai larut, gelisah terus membayang-bayangi

Akankah aku kafir??? Atau memang aku sudah kafir???

Kusaksikan berjuta kepala bertempur sengit karena kata kafir

Akankah aku berperang atau diperangi? Entahlah, dasar kafir



Kembalipun teringat hati yang sakit, sebab sebuah pertanyaan

Bagaimana aku bertanya, "Kenapa Tuhan yang maha baik menyuruh kita beribadah kepadaNya?"

Sang Pencerah yang maha cerdaspun menyantap lezat pertanyaan itu

Seperti hidung belang menatap Vaigina yang menganga lebar di depan mata



Apakah benar inilah Doktrin Tuhan? Iyakah Tuhan melakukan Konspirasi?

Ataukah memang sang pencerah yang tidak cerah, karena ilmu yg dangkal namun banyak cakap?

Dasar biadab orang Mongol yang membakar Baghdad, butalah kami semua

Maka aku tuturkan maaf kepada Tuhan karena aku tak mampu menembus firmannya



Seandainya Kolom dalam KTP ku bisa kuganti menjadi Agnostik

Terimakasihlah kalian karena aku berani mengaku bahwa aku menodai Agama

Seandainya kolom dalam KTP ku bisa kuhapus dengan tinta

Selamat menghinalah kalian, padahal kalian juga menginjak-injak Firmannya



Maka maafkanlah aku Ibu, aku telah meninggalkan Theo yang selama ini kau bina

Doakan aku Ibu semoga Tuhan mengampuni aku

Wahai Tuhan, seandainya Hidayahmu bisa dibeli

Maka akan aku borong untuk istri, anak dan cucuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadilah Yang Pertama berkomentar