Rabu, Maret 16, 2011

Pencuri Yang Bercerita

Malam ini Udin tertangkap mencuri lagi untuk yang kesekian kalinya. Tubuhnya yang biru-biru lebam dengan wajah yang nyaris tidak berbentuk kini terkurung di balik jeruji besi untuk yang kesekian kali juga.
Kepala sipir sudah bosan melihat wajahnya yang sering keluar-masuk penjara. Walaupun setiap datang wajah Udin selalu berbeda sesuai dengan tingkat kelebamannya, namun kepala sipir itu masih mengenalinya. Ia heran kenapa Udin tidak pernah berhenti beraksi, padahal di dalam penjara Udin selalu dibina oleh pendeta dan motivator bersama para napi lainnya.

***

Biasanya si Kepala Sipir malas berbicara dengan para napi, karena ia tidak suka dengan sampah masyarakat seperti napi-napi tersebut. Tapi kali ini ia tertarik ngobrol-ngobrol sedikit dengan Udin, karena rasa heran itu harus dibayar dengan sebuah jawaban.

"Hey Din! Mencuri apa kau tadi malam?", tanya Kepala Sipir.
Udin pun menjawab, "Dapat kalung emas pak.".
"Oh bagus. Tapi sayang sekarang kalung itu disita sebagai barang bukti.", kata Kepala Sipir Sipir.

"Ngomong-ngomong aku heran kamu tidak pernah berhenti mencuri, padahal dalam tangkapan sebelumnya kau nyaris dibakar massa. Untung saja polisi-polisi itu cepat tanggap.", tambah Kepala Sipir.

Lalu Udin pun bertanya, "Apakah Bapak akan bosan untuk menafkahi keluarga?".
"Oh, tentu tidak. Itu Wajib!", jawab Kepala Sipir itu dengan wibawanya.
"Terima kasih Pak, saya tidak perlu repot-repot menjawab.", kata Udin.

"Hei, mencari nafkah bisa dengan cara tidak mencuri!", tegas Kepala Sipir.
Lantas Udin menjawab, "Aku lulusan SD, pernah kesana-kesini untuk melamar kerja, hasilnya buang-buang ongkos saja. Sedangkan membuka usaha....akhh..itu mustahil Pak, tidak ada modal.".

"Kenapa tidak cari pinjaman?", tanya Kepala Sipir.
Udin pun menjawab, "Pak, aku pinjam uang 5 juta dong, untuk buka usaha. Nanti aku ganti.".
"Jangan pinjam sama aku, uangku tidak banyak. Lagi pula hubungan kita jauh, bagaimana nanti jika kamu tidak membayar.", tegas kepala sipir.

Udin langsung menjawab, "Itulah pak, masyarakat kita terlalu pesimis dan egois.".

Dengan marahnya Pak sipir mengatakan, "Kamu lancang ya!!!! Kamu telah mengambil hak orang lain, sekarang kamu malah mencari pembelaan, dasar pencuri!!!".

"Mereka pantas dicuri karena mereka manusia-manusia pesimis dan egois.", jawab Udin.

Kemudian kepala sipir itu mengatakan, "Sudahlah, buang-buang waktu bicara dengan kamu. Ketika kamu mati Tuhan akan menghukum kamu di neraka.".

Udin si pencuri pun mengatakan, "Aku akan memarahi Tuhan ketika aku mati. Karena Dia telah membiarkan aku menjadi pencuri, membiarkan keluarga ku makan hasil curian, membiarkan aku di olok-olok massa dan membiarkan kamu terus menceramahi ku. Padahal isi perutmu bisa jadi sama dengan isi perutku.".

Lalu kepala sipir itu pergi dengan dengan gaya berjalannya yang khas meninggalkan Udin untuk memeriksa sel tahanan yang lainnya.

5 komentar:

  1. hahahaha.... bisa aja tu si Udin ngeles. Tapi ada benernya juga si Udin tu dia nyuri kan karena dipaksa oleh situasi "busung lapar".
    Kalo Tuhan ada disitu pasti Dia jawabnya gini, "Makanya kalo nyuri yg bener jangan sampe katauan orang," hehehehehehe

    BalasHapus
  2. hehehhe........bisa aja si mas ini

    BalasHapus
  3. tu udin kayanya udah pasrah banget ya,,tapi emang itu lah kenyatan yg terjadi dimasyarakat kita,,great lah buat si udin dan yang sipenulis,,salam kenal,,dirtunggu balsan komentarnya

    BalasHapus
  4. @menjelma.com

    iya thanx mas udah mampir......

    BalasHapus
  5. hehehe lucu juga ceritanya, mantab,,,,,

    BalasHapus

Jadilah Yang Pertama berkomentar