Sabtu, April 09, 2011

Dilarang Sebut Titit


“Ada yang tahu koteka?”
Semua mahasiswa menjawab
“Tahu Bang”

“Apa fungsi koteka?”
Semua mahasiswa diam sambil menengok ke kanan dan ke kiri disertai suara bisik-bisik.

“Masak tidak ada yang tahu?”
Semua mahasiswa masih melakukan hal yang sama.

“Bagaimana sih?! Koteka itu alat pakaian khas tradisional Papua, fungsinya sebagai pelindung ‘Titit’ “
Semua mahasiswa tertawa.

“loh apa yang ditertawakan? Memang begitu adanya. Saya tahu kalian sebetulnya tahu, namun kalian anggap tabu kata tersebut. Kalian tuh calon intelektual, tidak ada yang perlu menjadi tabu untuk kalian”

Kemudian seorang mahasiswa menjawab.
“kan ada kata penggantinya Bang, misalkan kelamin pria.”

Dosen pun menjelaskan
“kamu salah, kelamin pria yang punya kata pennganti yaitu “Titit”.
Seluruh mahasiswa tertawa lagi.

Kemudian mahasiswa yang lainnya menjawab.
“Bagaimana dengan kata pennis atau testis”

Dosen pun menjelaskan
“Itu kan bahasa ilmiah, untuk penggunaan sehari-hari ya “Titit”, lagian “Titit” sudah tertulis jelas kok di KBBI artinya kata itu sudah dianggap layak dipergunakan. Susah loh untuk mengesahkan kata itu dalam KBBI, perlu diskusi panjang yang diwakilkan orang-orang intelektual. Kalau memang kata itu tidak layak dipakai sedangkan ada di KBBI yuk mari kita ramai-ramai bakar buku KBBI khususnya yang ada halaman definisi “Titit”.

Mahasiswa menjadi serius mendengarkan. Kemudian mahasiswa kritis lainnya membantah.
“Kata itu nilai nya tidak sopan atau tidak normatif Bang”

Dosen pun juga membantah.
“Siapa yang sudah menguniversalkan nilai kata “Titit” itu tidak normatif?! Yuk kita pukulin ramai-ramai, kurang ajar itu orang, para intelektual sudah berjuang dengan sulit untuk mengkaji kelayakan kata tersebut, eh main diberi nilai sembarangan.”

Seluruh mahasiswa tertawa kembali.

Note: Kisah nyata percakapan antara Dosen dan Mahasiswa di dalam kelas kuliah pada Selasa Pagi.

8 komentar:

  1. Suka bangat dengan cerita ini.
    ternyata bahasa Indonesia dapat dipublikasikan dengan cerita seperti ini, sehingga aplikasi bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai KBBI, dengan perlahan dapat digunakan banyak orang, sesuai dengan penggunaannya.

    BalasHapus
  2. Hahaha,papua juga ngakak! Makasih sob!

    BalasHapus
  3. @sigodangpost: iya mas...betul bgt koemennya.....hidup KBBI

    @all: heheheh......mkasih ya udha mampir

    BalasHapus
  4. Kalau dosen bung mengajar anak saya, bolehlah saya hantam 'beliau', eh dia dengan tinju saya

    BalasHapus
  5. @Johnny Wirjosandjojo
    baca penjelasannya di http://www.bacaanmalam.co.cc/2011/04/kata-titit-menjadi-taboo.html

    BalasHapus
  6. sebelum mempelajari bahasa asing, mungkin sebaiknya kita mendalami Bahasa Indonesia terlebih dahulu...

    hidup Bahasa Indonesia... he he he, jadi kayak kampanye nih.

    BalasHapus

Jadilah Yang Pertama berkomentar