Kamis, Mei 27, 2010

Pledoi Yang Mengharukan (Teroris)



Siang tadi di sela-sela waktu luang yang biasa kami(mahasiswa) sebut dengan istilah kuliah kosong, ternyata pada waktu yang sama namun ruang yang berbeda sedang di selengarakan sidang ke-14 M. Jibril. Sidang yang seharusnya berjalan pada pukul 11.00 WIB ternyata baru dimulai pukul 14.30 WIB, maklumlah kita tinggal di negara yang pelayan negaranya bermodal izajah karbitan.

Berita yang saya kutip dari ARRAHMAH.COM ini cukup lengkap jika dibaca, namun ada hal yang membuat saya begitu tertuju sehingga saya tertarik untuk mempublikasikannya kembali melalui blog ini.Apakah yang membuat saya tertarik???


"Saya menulis pledoi ini dengan perasaan risau dan dengan suasana batin yang mencekam. Di tempat saya ditahan sekarang, terdapat puluhan tahanan kasus teroris yang dalam kondisi sangat memprihatinkan. Di antara mereka terdapat seorang ibu muda, bernama Putri Munawarah, yang beberapa waktu lalu melahirkan bayinya di dalam tahanan. Ibu muda, istri dari tersangka teroris bernama Adib Susilo yang ditembak mati oleh Densus 88 dalam peristiwa penggerebegan di Solo, 17 September 2009, melahirkan bayinya tanpa disaksikan ayahnya. Keadaannya sungguh memilukan, karena dia ditahan bukan karena tindakan teror yang dilakukannya, melainkan karena dia istri dari seorang laki-laki yang disangka teroris. Tragisnya, berdasarkan sangkaan itu pula kemudian ia ditembak mati di depan anak-anak dan istrinya sendiri."

"Selain ibu muda Putri Munawarah, di luar tembok penjara terdapat ratusan istri dan anak-anak mereka yang dibunuh dan dipenjara ayahnya karena sangkaan kasus teroris, merintih menahan keperihan ditinggal orang yang dicintainya. Pada saat bayangan-bayangan keluarga orang-orang yang dipenjara meliputi pikiranku, aku tenggelam dalam gelombang masa lalu dari sejarah perjuangan ummat Muhammad Saw. Rasulullah Saw pernah menyaksikan shahabatnya Amar bin Yasir dan kedua orang tuanya sedang disiksa; beliau tidak dapat berbuat apa-apa kecuali mengatakan kepada mereka: "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya balasan kalian adalah surga"."

"Kemudian kurenungi masa kini yang kelabu. Ah, betapa banyak darah yang telah tertumpah, betapa banyak keluarga-keluarga yang dicerai-beraikan - suami-suami di renggut dari kasih sayang istri dan anak-anaknya - betapa banyak yang terlantar, baik pria, wanita, anak -anak serta mereka yang tidak memiliki kekuatan apapun. Betapa banyak anak-anak yang terbunuh atau terpenjara pada usia muda, yang tidak mengenal dan tidak dikenal oleh seorang manusiapun; siapa keluarga dan siapa pula ayah dan ibu mereka.

"Duhai ... berapa banyakkah ibu-ibu yang merintih menahan duka nestapa bagi anak-anak mereka yang dizalimi karena agama? Terdapat begitu banyak ibu-ibu kehilangan suami, dan anak-anak kehilangan ayahnya. Mereka menanggung beban yang menikam-nikam kehidupannya. Anak-anak mereka merintih, tanpa dapat mengungkapkan rindu kasihnya pada ayah tercinta. Setiap kali petaka datang menerpa, terbayang langkah-langkah anggota Densus 88 mendatangi rumahnya untuk menahan mereka sebagai sandera, kendati demikian, ibu-ibu ini tak mengenal putus asa."


Ya.....bacaan pledoi yang lebih menyerupai sajak dari sebuah fakta itulah yang membuat saya ikut merasakan betapa perihnya cambukan-cambukan cobaan yang mereka lalui, sedang saya? hingga detik ini masih asik duduk di depan layar sambil menikmati segelas kopi hangat.

Mari kita renungkan sekilas kutipan tersebut. Benarkah selama ini pola pikir kita sudah benar yang beranggapan bahwa para mujahid adalah penjahat? atau sudah benarkah kita jika masih menjaga keutuhan pancasila? Atau sudah benarkah ALLAH menjanjikan kita surga padahal kita masih asik duduk memperbincangkan "formula Laswell" sedangkan pada saat yang sama orang-orang yang sedang memperjuangkan aqidah yang selama ini kita jaga dalam keadaan yang haru.

Masihkah kawan??? Masihkah burung garuda melekat dalam hati? Masihkah kawan??? Masihkah Undang-Undang Thogut kamu anggap benar??? Masihkah kawan??? Masihkah kamu berusaha menjaga eksistensi pancasila dengan dalih Masyarakat Indonesia bukan hanya muslim saja, jadi kita harus menghargai orang kafir??? Masihkah kawan??? Masihkah kamu memperjuangkan itu??? Padahal dalam waktu yang sama orang kafir sedang menghina kamu.

Maka berilah sedikit ruang dan waktu mu untuk berkomunikasi dengan Rabb mu dan berilah sedikit ruang dan waktu mu untuk merenungkan fakta ini.


SELAMAT BERJUANG PARA MUJAHID

4 komentar:

  1. Afwan mengganggu
    Dukung Dakwah Millah-ibrahim.com dengan memasang FEED Millah-Ibrahim.com

    Informasi:
    http://millah-ibrahim.com/berita/277-dukung-dakwah-feed-millah-ibrahimcom

    Pasang Banner Millah-Ibrahim.com
    http://millah-ibrahim.com/berita/114-dukung-dakwah-kami

    Web Millah-Ibrahim.com
    www.millah-ibrahim.com

    Bantu kami menyebarkan pesan ini

    Syukron

    BalasHapus
  2. Afwan mengganggu
    Dukung Dakwah Millah-ibrahim.com dengan memasang FEED Millah-Ibrahim.com

    Informasi:
    http://millah-ibrahim.com/berita/277-dukung-dakwah-feed-millah-ibrahimcom

    Pasang Banner Millah-Ibrahim.com
    http://millah-ibrahim.com/berita/114-dukung-dakwah-kami

    Web Millah-Ibrahim.com
    www.millah-ibrahim.com

    Bantu kami menyebarkan pesan ini

    Syukron

    BalasHapus
  3. Dukung Dakwah kami untuk memperkenalkan dan mendakwahkan Hukum Allah dalam Syariat Islam
    http://millah-ibrahim.com/aqidah/hukum-dan-syariat-islam

    Hukuman Syar'i Hudud Zina
    http://millah-ibrahim.com/aqidah/hukum-dan-syariat-islam/392-hukuman-syari-hudud-zina

    Syukron

    BalasHapus
  4. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

Jadilah Yang Pertama berkomentar