Kamis, November 11, 2010

SBY Dan Merapi



Figur Susilo Bambang Yudhoyono sepertinya mulai pudar, tidak hanya di kalangan intelektual yang meragukan kinerja sang Presiden karena sejumlah kasus korupsi yang panas di dalam tubuh Polri. Ternyata hal ini juga sudah menginveksi rakyat kecil yang ada di Yogyakarta.

Mereka menganggap SBY bawa sial, pendapat ini bukan tanpa alasan. Pada periode pertama pemerintahan SBY telah terjadi tsunami besar di Aceh dan letusan Gunung Merapi pada tahun 2006. Kemudian peristiwa ini terjadi kembali pada periode selanjutnya yaitu, tsunami di kepulauan Mentawai dan meletusnya kembali Gunung Merapi di Yogyakarta hingga menewaskan tokoh masyarakat setempat yang sangat digandrungi yaitu, Mbah Marijan.

Seperti dikutip dari inilah.com akhir-akhir ini di Yogyakarta mulai terdengar guyon yang berbunyi Susilo nyomot nyowo (Susilo ambil nyawa). Memang takhayul seperti ini wajib tidak kita percaya, karena semua bencana alam yang terjadi merupakan aktivitas Bumi yang wajar.

Tapi yang harusnya menjadi perhatian akan guyonan tersebut bahwa arti dari kata-kata itu bermakna SBY bukanlah sesosok pelindung keselamatan bagi rakyatnya. Padahal figur seorang pemimpin seharusnya adalah sosok yang mampu membangun segala kelemahan rakyatnya sehingga menjadi kuat.

Maka dari itu dengan terjadinya bencana alam yang terus-menerus, seharusnya SBY mulai membangun citra dirinya di mata rakyat secara konkrit. Seperti, memberikan pendidikan yang betul-betul gratis kepada anak bangsa sehingga mereka bisa mempelajari segala-gejala alam dengan baik di masa yang akan datang. Karena dengan pendidikan masyarakat akan cerdas, nilai tambahnya masyarakat yang terdidikpun pasti meninggalkan takhayul-takhayul yang merugikan seperti yang diajarkan Mbah Marijan dan orang-orang Kraton lainnya.

Tidak hanya sampai di situ, SBY pun harus melakukan pengawasan yang ketat dalam program pendidikan gratis yang dilaksanakan. Serta membuat regulasi yang amat keras bagi PNS yang nakal, misalkan hukuman mati bagi para koruptor yang mencuri uang pendidikan.

1 komentar:

  1. Maka dari itu, SIBUYA berusaha merebut hati rakyat sekitar Gunung Merapi dengan mendatangi tempat pengungsian dan mengambil alih penanganan bencana tersebut. Padahal Sultan Yogyakarta terang-terangan menolak keputusan itu karena merasa sanggup ( permainan pemimpin itu ) menangani bencana Merapi. Dan SIBUYA pun kalah, simpati masyarakat tetap tertuju kepada Sultan.

    Sultan saja tidak menyambut kedatangan SIBUYA saat ke Yogyakarta. Hahahahahaha...

    BalasHapus

Jadilah Yang Pertama berkomentar